Beranda | Artikel
Antara Simpati dan Situasi
Kamis, 13 Oktober 2022

Orang yang beriman saat mendengar saudaranya sakit, tentu ia akan bersimpati. Ungkapan empatinya bisa diwujudkan dalam banyak hal. Berdoa, membesuk, membantu secara moril maupun materil, dan lain sebagainya.

Namun saat mengungkapkan empati, jangan lupakan situasi.

Ada situasi di mana penderita sakit sebaiknya tidak dijenguk.

Contohnya manakala ia menginginkan ketenangan dan membutuhkan istirahat yang lebih. Dalam kondisi seperti itu, wujudkan empati Anda dengan tidak membesuknya. Sebab dengan demikian, Anda justru membantu percepatan proses kesembuhan. Dengan izin Allah tentunya.

Toh masih banyak alternatif ungkapan empati selain membesuk. Anda bisa mendoakannya di rumah atau memberikan dukungan moril lewat SMS atau membantu pembiayaan pengobatan lewat transfer dan yang semisalnya.

Sekedar intermezo, ada sebuah kisah unik terjadi dahulu kala.

Konon ada seorang ayah yang sakit parah. Beliau meminta seluruh anak-anaknya untuk datang, kecuali satu orang.

Saat ditanya, “Kenapa si A tidak engkau panggil supaya datang?”.

Beliau menjawab, “Dia banyak omong”.

Karena didesak terus, akhirnya si ayah mengizinkan si A untuk ikut datang. Tapi dengan syarat tidak boleh berbicara.

Singkat cerita si A datang. Saat masuk kamar, dia langsung berkata,

“Ayahku, ucapkanlah “asyhadu an la ilaha ilallahu”. Atau boleh juga engkau mengucapkan, “asyhadu an la ilaha illallaha”. Kedua versi ungkapan itu sama-sama diperbolehkan. Namun versi pertama lebih disukai Sibawaih (seorang pakar bahasa Arab).

Ayahku, aku tidak segera datang kemari, gara-gara si Abu Ali al-Qaliy. Tadi aku tertahan di rumahnya.

Ayahku, aku kemarin tidak membesukmu, karena temanku yang lain. Dia mengundangku makan. Dia menyuguhkan aneka ragam makanan. Ada sayuran A, sayuran B, sayuran C, sayuran D. Ada lauk E, lauk F, lauk G, lauk H dan lain-lain”.

Dengan cepat si ayah langsung memotong, “Suruh pergi si celaka ini! Bisa-bisa aku mati duluan gara-gara anak ini, sebelum malaikat pencabut nyawa datang!”.

Kesimpulannya: ada jenis manusia yang kunjungannya membantu percepatan proses kesembuhan pasien. Adapula jenis manusia yang kunjungannya justru memperlambat proses kesembuhan.

Padukanlah antara simpati dengan situasi. Be smart!

Kota Pelajar, 8 Muharram 1440 H

Abdullah Zaen


Artikel asli: https://tunasilmu.com/antara-simpati-dan-situasi/